Kalau kita ingat beberapa tahun kebelakang, BlackBerry sebelumnya pernah menjadi salah satu perangkat telekomunikasi yang terfavorit. Mulai dari perusahaan-perusahaan hingga pemerintahan, banyak yang memilih BlackBerry untuk berkomunikasi. BlackBerry dianggap sebagai perangkat yang mempunyai keamanan tinggi di fitur pesan singkat seperti BlackBerry Messenger (BBM)dan juga e-mail. Sayangnya, kejayaan BlackBerry itu tidak berlangsung lama.
Munculnya platform baru seperti Android dan iOS, membuat BlackBerry mulai ditinggalkan oleh para penggunanya. Untuk itu, BlackBerry pun merilis sistem operasi (OS) BlackBerry 10. Namun, OS baru BlackBerry itu tetap tidak bisa merubah keadaan.Ketika BlackBerry menyadari mereka perlu menjangkau konsumen secara langsung, semuanya sudah terlambat. Pada November, 2008, BlackBerry meluncurkan ponsel layar sentuh, BlackBerry Storm, yang dianggap biasa-biasa saja. BlackBerry lalu mengalihkan fokus mereka ke Asia dan Amerika Latin, di mana pasar smartphone sedang meledak. Selama beberapa bulan, strategi ini tampaknya berhasil. Di Indonesia, di mana BlackBerry membuat strategi khusus, BlackBerry menguasai 47 persen pangsa pasar pada paruh pertama tahun 2011, naik dari hanya sembilan persen pada paruh pertama 2009, menurut perusahaan riset Canalys. Namun, kejayaan ini tak berlangsung lama karena BlackBerry dikepung oleh perusahaan-perusahaan Asia dengan produk-produk murah mereka.
BlackBerry mencoba bertahan, termasuk dengan membeli QNX Software Systems, yang sistem operasinya banyak dipakai perangkat medis dan komputerisasi mobil. Tetapi, langkah ini juga tak membuahkan hasil karena nyatanya, pada tahun 2011, tablet PlayBook yang menggunakan QNX, gagal meraih konsumen secara signifikan.
BlackBerry kemudian menunjuk CEO baru, Thorsten Heins pada awal tahun 2012. BlackBerry Q10 dan Z10 yang sangat diharapkan Heins sebagai penyelamat sekali lagi, gagal memenuhi harapan. Pada kuartal kedua 2013, BlackBerry hanya mengirimkan 6,8 juta smartphone, sekitar seperlima dari jumlah yang dijual Apple pada periode yang sama.
Seperti dilansir Tech Hive, berikut 5 penyebab BlackBerry terancam bangkrut:
1. Terlambatnya OS BlackBerry 10
Sistem operasi BlackBerry 10 dan platformnya resmi diluncurkan pada awal tahun 2013. Namun, hal itu dinilai sudah terlambat. Pasalnya, sejumlah platform terbaru Android dan iOS sudah diluncurkan jauh lebih cepat dari BlackBerry. Hal itulah yang diduga membuat para penggemar BlackBerry mulai beralih ke platform lain.
2. Kurangnya aplikasi
Fitur yang ditawarkan OS BlackBerry 10 memang cukup menawan. Namun, aplikasi yang tersedia untuk OS tersebut masih kurang dibanding aplikasi di Android maupun iOS. Hal ini disebabkan karena BlackBerry 10 kurang didukung oleh pengembang aplikasi ternama seperti, Instagram, Path, dan Google Maps. Tentu hal ini cukup mengecewakan bagi pengguna BlackBerry.
3. Penjualan produk terbaru BlackBerry
BlackBerry belum lama ini telah merilis produk terbarunya, Z10, Q10, dan Q5. Meski sudah memakai OS BlackBerry 10, ketiga perangkat itu masih kurang laku. Bahkan, penjualan ketiga perangkat itu masih kalah dari produk Nokia Lumia yang berbasis Windows Phone 8.
4. PlayBook BlackBerry
Kegagalan dalam merebut pasar tablet juga dinilai sebagai penyebab keterpurukan BlackBerry. Tablet pertama BlackBerry, PlayBook ternyata sepi peminat. Harga yang mahal, tidak adanya fitur e-mail, dan kurangnya aplikasi menjadikan PlayBook tenggelam dalam pasar tablet.
5. Perubahan minat pasar
Pasar enterprise yang dulu menggunakan BlackBerry kini mulai beralih ke platform lain, seperti iPhone dan Samsung. Minimnya fitur entertainment membuat para pengguna BlackBerry pun mulai melirik produk lain. Bahkan, beberapa pengguna menilai BlackBerry membosankan.